Senin, 14 Maret 2011

kehamilan ektopik

Kehamilan Ektopik (di luar kandungan)
   
Gambar 1. Kehamilan di luar kandungan (saluran telur kiri)
Kehamilan ektopik atau yang dikenal orang awam sebagai kehamilan di luar kandungan adalah implantasi (penanaman) ovum yang telah dibuahi di tempat yang tidak semestinya (diluar rahim). Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic, dengan akar kata dari bahasa Yunani, topos yang berarti tempat. Jika dibiarkan, kehamilan ektopik akan menyebabkan berbagai komplikasi yang dapat berakhir sampai kematian karena terjadinya perdarahan di dalam rongga perut yang tidak dapat terlihat dengan mata kasat.
Apa gejala dari kehamilan ektopik?
Tidak ada gejala atau tanda yang khas pada kehamilan ektopik ini, pada awalnya sang wanita akan merasakan hal yang sama dengan kehamilan normal lainnya. Gejala timbul bila telah terjadi perdarahan yang berarti di dalam dinding perut. Gejala tersebut adalah rasa nyeri pada daerah panggul atau perut, perdarahan dari kemaluan, pingsan atau pandangan berkunang-kunang akibat kekurangan darah. Itu sebabnya pentinguntuk melakukan deteksi dini kehamilan ektopik pada kehamilan awal.
Bagaimana mendeteksi dini kehamilan ektopik ini ?
Deteksi dini adalah jalan terbaik untuk mengatasi kehamilan ektopik. Jika Anda hamil (hasil test kehamilan positif) dan kehamilan Anda masih awal (2-3 bulan), sebaiknya dilakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) transvaginal untuk deteksi dini yang akurat. Bila ada gambaran kantong kehamilan (gestasional sac) pada rahim, maka hal ini dapat menyingkirkan kehamilan ektopik. Hasil akan lebih akurat bila dikombinasikan dengan pemeriksaan kadar hCG darah. Pada kehamilan normal, kadar hCG dapat dibandingkan dengan gambaran USG transvaginal yang didapatkan. Pemeriksaan kadar progesteron darah juga dapat membedakan kehamilan yang normal dan yang tidak normal. Kadar progesteron darah >25 ng/mL dapat memberikan gambaran kehamilan yang normal pada 97.4% kehamilan dan pada kadar <5 ng/mL menunjukkan kehamilan yang abnormal dengan sensitivitas hampir 100%.
Pengobatan apa yang dapat dilakukan ?
Bila kehamilan diketahui secara dini dan belum terdapat perdarahan aktif di dalam rongga perut, maka dapat digunakan obat kemoterapi seperti methotrexate. Beberapa kriteria yang mendukung pemakaian obat kemoterapi adalah ukuran kantung kehamilan < 3 cm, keadaan umum pasien baik, tidak adanya cairan bebas, kadar ßhCG < 5000 mIUdan sarana kesehatan mudah dicapai ibu, serta kontraindikasi obat ini seperti imunitas lemah, alkoholisme, penyakit ginjal dan hati. Bila syarat-syarat diatas tidak terpenuhi, maka pengobatan terpilih adalah dengan pembedahan.
Pembedahan jenis apa yang sesuai?
Saat ini dimana telah tersedia fasilitas untuk melakukan laparoskopi, standar pengobatan (gold standard) kehamilan ektopik adalah dengan laparoskopi. Dengan laparoskopi, banyak keuntungan yang didapatkan oleh pasien dibanding laparatomi (open surgery). Antara lain: luka operasi yang kecil, infeksi luka yang sedikit, nyeri pasca operasi yang ringan, perlengketan pasca operasi yang lebih sedikit dan waktu rawat inap yang lebih cepat. Pada laparoskopi dapat dilakukan pembersihan sampai dengan pengangkatan saluran telur.
Bagaimana bila saya memutuskan hamil lagi ?
Wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik, dapat hamil lagi, hanya saja memiliki resiko kehamilan ektopik berulang sebesar 3 kali lipat lebih tinggi daripada wanita tanpa riwayat. Sebaiknya Anda memeriksakan kandungan anda secara teratur ke dokter kandungan bila Anda ingin hamil lagi setelah mengalami kehamilan ektopik.
Benarkah kehamilan di luar kandungan membuat saya tidak subur ?
Anda memiliki dua saluran tuba, sehingga bila hanya satu yang tidak dapat berfungsi maka anda masih memiliki satu saluran lagi. Apalagi bila kehamilan ektopik dideteksi dini dan dioperasi dengan baik, maka saluran telur anda masih dapat diselamatkan.
Apa komplikasi kehamilan ektopik?
Penting untuk diketahui sebelumnya bahwa pada kehamilan di luar kandungan ini, janin tidak dapat berkembang seperti layaknya janin yang berada didalam rahim, sehingga kehamilan ini tidak dapat dipertahankan. Komplikasi yang dapat terjadi:
Akar plasenta menempel lapisan saluran telur tersebut, lalu menimbulkan perdarahan-perdarahan kecil
kemudian terlepas spontan. Selanjutnya sisa-sisa jaringan keluar secara spontan yang sering disebut “abortus tuba” (tubal abortion).
Akar plasenta menembus lapisan saluran telur tersebut dan mengakibatkan
pecahnya pembuluh darah dengan akibat yang ditimbulkan adalah perdarahan hebat yang dapat menimbulkan kematian.

Dimana dapat terjadi kehamilan ektopik?
Tempat yang sering menjadi lokasi kehamilan ektopik adalah :
  • Ujung fimbriae tuba falopii (saluran telur) (17%).
  • Ampula tuba falopii (55%).
  • Isthmus tuba falopii (25%).
  • Pars intertisialis tuba falopii (2%).
  • Permukaan ovarium.
  • Serviks uteri.
  • Omentum perut (kehamilan abdominal), sangat jarang terjadi.

Faktor resiko apa untuk seseorang mengalami kehamilan ektopik?

  • Riwayat salfingitis (radang saluran telur) : resiko meningkat 5-10 kali lipat.
  • Perlengketan saluran telur (tuba falopii).
  • Kelainan anatomi tuba.
  • Riwayat operasi pada saluran telur sebelumnya.
  • Penggunaan kontrasepsi oral yang hanya mengandung progesterone saja.
  • Merokok.
  • Usia tua.
  • Riwayat abortus berulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar